Berpartisipasi di PON dan merenovasi rumah

elajar catur sejak kelas 6 SD dari tetangga dan kalah terus, akhirnya membuat ia berpikir dan terpacu untuk bisa menang. Sejak itu, ia tak pernah jauh dari papan catur dan kemudian banyak belajar teori dan strategi dari buku yang diberikan oleh temannya, disamping masuk klub catur untuk lebih memperdalam ilmu percaturan. Hasilnya, ia kini sudah menyandang gelar Master FIDE (MF) dan menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan oleh lawan-lawannya.

Itulah MF Deni Sonjaya, yang pada PON-XIX lalu menyumbangkan 2 medali emas bagi kontingen Jabar melalui nomor catur kilat beregu dan catur cepat beregu mix. Pada PON sebelumnya di Riau tahun 2012, Deni merebut emas pertamanya di nomor perorangan standar, disamping satu medali perunggu.

“Sejauh ini, medali emas di PON Riau itulah yang paling berkesan buat saya, karena diraih dari nomor perorangan. Pada PON sebelumnya, yakni tahun 2000 di Jatim dan PON 2008 di Kaltim, saya juga membawa pulang masing-masing 2 medali emas dari nomor beregu. Begitu juga pada PON lalu, saya merebut 2 emas dari nomor beregu”, ujar suami dari Siti Nurkhalimah dan ayah dari Ilman Nurmuhamad ini.

Sebagai peraih emas di PON Riau, Deni mendapat bonus rumah dari Ketua KONI Jabar waktu itu (alm. Aziz Syarief) di perumahan Bumi Atlet Cibiru, bersama lebih kurang 100 atlet dan pelatih. Sedangkan bonus dari PON-XIX nanri, katanya akan dipergunakan untuk merenovasi rumah.

“Saya ingin merenovasi rumah agar lebih nyaman”, ujar pecatur yang meraih gelar MF-nya tahun 2011 di Malaysia.

Diakhir perbincangan Deni berharap, agar PB. Percasi lebih sering mengirim para pecaturnya ikut turnamen di luar negeri, guna menambah rating dan juga pengalaman.


Sumber: SKOR Bandung

Related Posts

Leave a Reply