KONI Kota Bandung Berharap KONI Jabar Pertahankan Atlet

KONI Kota Bandung berharap KONI Jabar menguatkan komitmen untuk membentengi atlet agar tidak pindah ke daerah lain. Apalagi dengan kontribusi yang cukup besar, atlet Kota Bandung merupakan aset yang akan menjadi bagian pemenangan di Porda Jabar 2018.

Ketua Umum KONI Kota Bandung Aan Johana mengatakan, atlet Kota Bandung menyumbangkan 63 medali emas, 51 perak dan puluhan perunggu untuk Jabar di PON XIX. Oleh karena itu bukan tidak mungkin mereka dibidik provinsi lain untuk PON 2020.

Tak hanya merugikan Jabar, hal itu juga akan merugikan Kota Bandung jika terjadi. Apalagi 99,99 persen atlet Kota Bandung termasuk yang tergabung dalam pelatda PON XIX Jabar, adalah murni binaan sendiri.

“Untuk PON kan tidak ada istilah transfer karena bukan klub. Jadi sayang kalau kita yang membesarkan dari nol, kemudian diambil provinsi lain,” tutur Aan seusai membuka Muscab ke-1 Kodrat Kota Bandung di GOR PDAM Tirta Wening, Jumat 30 September 2016 petang.

Perpindahan atlet antar provinsi memang menjadi perhatian KONI Bandung. Soalnya kepindahan antar kota/kabupaten lebih mudah dibentengi.

Sekalipun atlet berpindah dari satu kota/kabupaten ke yang lainnya di Jabar, itu lebih disebabkan alasan logis yang nyata. Salah satunya adalah pindah sekolah atau pindah rumah mengikuti orangtua.

Sebaliknya, kepindahan atlet lintas provinsi lebih sering dipicu iming-iming materi. Oleh karena itu KONI Jabar merupakan benteng terdepan untuk mencegah terjadinya hal seperti itu.

Aan mengaku pihaknya juga mendapat keluhan dari Persatuan Boling Indonesia (PBI) Kota Bandung terkait atletnya yang membela Jatim pada PON XIX. Padahal atlet tersebut masih terdata sebagai warga Kota Bandung.

Dengan status sekarang, atlet yang bersangkutan jelas tak bisa memperkuat Kota Bandung di Porda 2018. Padahal prestasi mereka di PON XIX terbilang sangat gemilang.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan manajer tim pelatda angkat berat Jabar untuk PON XIX, Sugito. Dengan prestasi melampaui harapan, ia melansir sejumlah atletnya kini sudah diming-imingi oleh provinsi lain seperti Jatim.

Meskipun demikian, Sugito lebih berharap pembentengan juga dilakukan pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan tetap agar para atlet tetap berdomisili di Jabar.

Sugito menegaskan, hal itulah yang menjadi dilema para atlet selama ini. Meskipun hati mereka berat meninggalkan Jabar, namun realita kehidupan membuat mereka seringkali tak memiliki opsi lebih baik.


Sumber: Pikiran Rakyat

Related Posts

Leave a Reply